Minggu, 13 Januari 2013

100!

Oke, sekitar bulan Juli tahun 2012 kemarin, aku dapat tugas Bahasa Indonesia menulis pengalaman berkesan. Oke, saat tugas diberikan aku sama sekali belum memikirkan apapun. Saat itu aku serasa merasa baru datang di dunia ini sehingga belum mengalami pengalaman apapun, yaa amnesia kambuhan gitu. Tugas dikumpulkan minggu depan, oke masih ada 7 hari buat berpikir, eh nggak, paling lama 6 hari soalnya hari ke-7 kan udah dikumpulin-___-
Oke setiap hari aku menggali liang kubur, eh bukan, menggali kenangan-___- bukan juga ya (maklum jomblo galau), menggali otak haha meneliti pengalaman apa yang selama ini berkesan buat aku.
Aha!!-__- aku inget! *backsound: cling!*
Akhirnya aku bikin cerita berkesan yang sedih banget, yaitu cerita tentang kucing aku yang patah hati (tapi ternyata sama sekali nggak sedih ya-___-) terus aku bikin cerita lagi yaitu waktu aku dipanggil BK sendirian karena perbuatan teman-temanku waktu kelas 9 SMP, tapi aku pikir lagi, baru awal tahun jangan jelekin nama baik dulu deh hehehehe -____-"
Lalu aku mengalami masa frustasi, depresi, gangguan kejiwaan, gilaaa *astagfirullahalazim*
Waktu aku guling guling sama gulingku di dapur (saking frustasinya) aku jadi teringat kejadian memalukan yang masih hangat dibicarakan teman-teman kelas 10 saat itu, yaitu MPO!! Oya! MPO!! MPO!

MPO adalah singkatan dari Marsinal Pra Osma, kata buku diktat, anak SMANSSA ga tau apa itu MPO yang pasti orangnya tu kamseupay -..- . MPO ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan dan kemandirian serta mengasah kreativitas para siswa baru. MPO ini juga diadakan supaya siswa baru belajar untuk saling bekerja sama dan berbagi satu sama lain.
Kata diktat juga, dengan bahasa semi lebay (emang ada?) penulis diktat mencitrakan, dengan adanya MPO ini elu bakal nemuin pengalaman yang sebelumnye belum pernah elu temuin dalam hidup elu!
Dan itu TERBUKTI ke GUE! Apanya yang terbukti? Ya, karena seumur hidupku yang baru 15 tahun ini, saat MPO kemarin adalah kali pertamanya aku nembak cowok walaupun cuma joke, nggak beneran, tapi itu udah membuatku melepaskan sedikit neurotransmitter dari otakku. Dan hal itupun akhirnya menjadi bahan inspirasi untuk cerita pengalaman berkesanku.

Dengan sejuta harapan, dengan doa dan segenap usaha, ku tulis ceritaku dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, dan sepenuh raga. Kuusap peluh demi peluh yang menetes (biar kertasnya kagak basah sama bau keringet), ku bangun di tengah malam (kalo kebelet), ku tulis cerita itu dengan tanganku (iyalah masa telinga), dan dalam satu malam cerita itu akhirnya terlahir dengan selamat tanpa tali pusar (lah!). Intinya jadi gitu ye, alhamdulillah...

Hari pengumpulan tugas tiba, oiya, tugasnya dikumpulkan dengan dua versi yaitu media cetak tradisional (maksudnya tulis tangan) dan audio visual (tampil di depan umum eh kelas, cuy) waaah, persiapkan mental!!!! Men Semangat!! Wuuuu *\(^0^)/* #lebay. Kebiasaan nih, telapak tanganku pasti gemeteran kalau nervous. Ceritanya temen-temenku bagus semua, ada yang sedih, ada yang mengharukan, ada yang happy ending melegakan, ada yang menggantungkan diri (mati dong-___-), ada yang sad ending. Yang memberi nilai pun teman-teman, jadi menarik atau tidaknya cerita tersebut ya sesuai selera teman-teman. Tambah deg-degan lagi soalnya maju ke depan kelasnya random choice, tidak sesuai nomor absen. Saat tiba giliranku...

Saat Bu Guru memanggil namaku,"Hening dipersilakan maju ke depan".
*seluruh kelas menjadi hening...wuuuu (bukan cerita horor yaa please-___-)*
Intro cerita, di paragraf awal aku masih dalam proses menghilangkan nervous, terus entah dari mana tiba-tiba aku merasa amat sangat percaya diri, seakan kelasku tiba-tiba kosong nggak ada penduduknya (sorry men, nanti gue kasih permen, tenang aja ya men, yang lagi men, jangan sentimen ya men peace men --V). Dengan pedenya aku jalan-jalan di depan kelas, berlaku koplak bagai cacing kepanasan-____- teriak-teriak bagai orang gangguan kejiwaan stadium 596 -___- dan nggak nyangka alhamdulillah Ya Allah, teman-teman satu kelasku ketawa semua sampai ada yang garuk-garuk ternit sama banting-banting meja. Setelah selesai ngelawak, aku kembali ke tempat duduk dengan mengumpulkan segala keberanian menghabiskan rasa malu yang udah tumpeh-tumpeh karena muatannya terlalu besar.

Lalu Bu Guru berkata, "Ya! Hening kira-kira pantas dapat nilai berapa? Mari bernegosiasi". Tiba-tiba kelas diam tanpa suara sunyi, senyap, suwung.... 59 tahun kemudian...
"100!"
Aku: *ternganga* *buru-buru mingkem* alhamdulillah Ya Allah
Lalu teman-teman memberiku piala Oscar sambil bertepuk tangan ala Tukul Arwana dan mempersilakanku berpidato sejenak di podium -__-

(Sampai rumah: guling guling di tanah, garuk-garuk tembok, puter-puter 700 kali, terbang-terbang bersama kupu-kupu -sebenernya biasa aja- alhamdulillah Ya Allah). Oke ini adalah sedikit sketsa tulisan dari cerita tersebut, judulnya "Saat MPO". Tapi visual audionya sedikit berbeda dengan originalnya, sedikit diperkoplak hehe. Cerita yang lebih jelas akan di posting di entri selanjutnya :D Enjoy this :D






Tidak ada komentar:

Posting Komentar